Selasa, 31 Maret 2015

UKHUWAH ISLAMIYAH DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM

UKHUWAH ISLAMIYAH DALAM PERSPEKTIF PENDIDIKAN ISLAM


PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Manusia adalah makhluk zoon politicon yang tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lainnya dan ini sudah menjadi bagian dari hukum ( ketentuan ) Allah SWT ( Sunnatullah ). Karena itu, menjaga hubungan antar sesame manusia menjadi sangat mutlak dan penting. Keretakan hubungan, apalagi pecahnya hubungan antar sesame manusia bahkan juga antar sesama makhluk tuhan akan menyebabkan terganggunya tatanan kehidupan bermasyarakat yang pada gilirannya akan berpengaruh juga terhadap aspek kehidupan manusia.
Islam dan bahkan Agama samawi lainnya mengakui bahwa manusia berasal dari keturunan ( nenek-moyang ) yang sama, yakni Adam dan Hawa. Artinya, bahwa bumi ini adalah rumah besar yang bernama manusia. Bapak dan ibunya adalah Adam dan Hawa. Tetapi karena keturunan Adam dan Hawa sudah terlalu banyak, manusia menjadi sering lupa jika mereka semuanya adalah saudara. Hal ini dipertajam lagi dengan adanya perbedaaan yang mengatributi kehidupan manusia. Perbedaan etnis, Agama, kultur, dan lain-lain.

B.  Rumusan Masalah
1.      Apa pengertian Ukhuwah Islamiyyah ?
2.      Sebutkan ayat yang termasuk kedalam Ukhuwah Islamiyyah ?
3.      Strategi apa saja yang harus diperhatikan dalam Ukhuwah Islamiyah ?

C.  Tujuan Masalah
Tujuan makalah ini adalah untuk membangun dan membina akhlak-akhlak manusia secara harmonis  agar bisa menjadi insan kamil dimata Allah Swt maupun manusia. Amiin.


BAB II
PEMBAHASAN

A.  Pengertian Ukhuwah Islamiyah
                     Ukhuwah Berasal dari kata ( أخ ) artinya adalah saudara.  Ukhuwah berarti persaudaraan. Dimaksudkan dengan saudara adalah bukan terbatas pada suadara kerabat yang masih ada hubungan kekeluargaan, akan tetapi saudara seiman, sehingga tidak dibatasi oleh sekat-sekat keturunan, kebangsaan, kedaerahan dan lain-lain. ( Juwariyah : 2010 : 47 ).
          Istilah Ukhuwah Islamiyah diambil dari ucapan Nabi Muhammad Saw dalam sebuah hadits yang mengatakan  Al Muslimu Akhuwal Muslim yang berarti seorang muslim saudaranya muslim yang lain. Ada jgua ayat yang mengaitkan persaaudaraan manusia itu bukan saja karena persamaan agama, melainkan karena persamaan asal-usul keturunan dan persamaan kemanusiaannya, namun hakikat persaudaraan dalam islam adalah kesamaan agama dan keyakinan. Kesamaan agama dan keyakinan innilah yang akan menjadikan seorang muslim merasa lebih bersaudara dengan muslim lainnya, karena agama dan keyakinan itulah yang akan mengikat hati seorang muslim dalam kesatuan prinsip hidup.
          Untuk menyadarkan kembali pentingnya membina ukhuwah islamiyah sekaligus membina persaudaraan antar sesama manusia itu terdapat dalam sebuah hadits sebagai berikut :
عن أبي هريرة رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لا تحاسدوا، ولاتناجشوا، ولاتباغضوا، ولاتدابروا، ولايبع بعضكم على بيع بعض وكونوا عبادالله إخوانا، المسلم أخو المسلم لايظلمه ولايخدله ولايكذبه ولايحقره التقوى هاهنا ويشير إلى صدره ثلاث مرات بحسب امرئ من الشر أن يحقر أخاه المسلم ......( رواه المسلم )
1.      Terjemahan Hadits
        Dari Abi Hurairah Radliyallahu’anhu, ia berkata : Rasulullah saw bersabda : “ janganlah kalian saling hasud-menghasud, janganlah kalian menjual sesuatu dengan saling menipu, janganlah saling membenci, janganlah saling membelakangi, janganlah sebagian kalian menjual sesuatu yang telah dibeli orang lain, dan jadilah kalian sebagai hamba-hamba Allah yang bersaudara, seorang muslim adalah saudara muslim lainnya, tidak ( boleh ) mendzaliminya, tidak ( boleh ) menipunya, tidak ( boleh ) membohonginya, tidak ( boleh ) menghinanya, taqwa itu ada disini sambil menunjuk dadanya tiga kali, cukuplah bagi seseorang suatu kejahatan dengan menghina saudaranya yang muslim, setiap muslim atas muslim lainnya haram darahnya, hartanya, dan harga dirinya”. ( H.R Imam Muslim ).
2.      Sekilas tentang Rawi dan sanad
        Hadits ini diriwayatkan oleh imam Muslim dari Jalur Abi Sa’id mawla Abdillah bin ’Amir bin Kariz dari Abi Hurairah. At Tirmidzi juga meriwayatkan hadits ini tetapi dari jalur Abi Sholih dari Abu hurairah, sama-sama dari Abu Hurairah. Abi Hurairah adalah sahabat yang paling banyak meriwayatkan Hadits dari nabi Muhammad, yaitu sebanyak 5.374 hadits. Diantara yang meriayatkan hadits darinya adalah Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Anas bin malik, Jabir bin Abdullah, dan lain-lain. Imam Bukhori pernah berkata: “ tercatat lebih dari 800 orang perawi haadits dari kalangan Sahabat dan Tabi’in yang meriwayatkan Hadits dari Abu Hurairah”. Nama asli Abu Hurairah adalah Abdurrahman bin Shakhr Al-Azdi ( lahir 598 ) dan ( wafat 678 ), yang lebih dikenal dengan sebutan Abu Hurairah. ( Nanang Ghozali dan nasehudin : 43 : 2011 )
3.      Penjelasan Hadits
Dalam Hadits tersebut terdapat Sembilan larangan, yaitu :
a.       Larangan hasud yaitu merasa iri kepada orang yang sukses dan selalu berharap kalau kesuksesan orang lain itu lenyap dan berpindah kepada dirinya. Hasud merupakan penyakit kejiwaan yang sulit diobati dan sangat berbahay bagi kehidpuan social, juga bisa menggrogoti nilai kebajikan yang telah dilakukan. Sebagaimana sabda Nabi SAW : “ Hasud itu bis memakan kebaikan sebagaimana api membakar kayu bakar ”. ( HR. at Tirmidzi ).
Hasud memiliki tiga bentuk antara lain :
1)      Iri atas kesuksesan orang lain seraya berusaha untuk menghancurkan kesuksesan tersebut dengan berbagai cara
2)      Iri atas kesuksesan orang lain dan berusaha merebut kesuksesan itu, dan
3)      Hanya iri saja atas kesuksesan orang lain
b.      Larangan menipu dalam kegiatan ekonomi
c.       Larangan saling membenci
d.      Larangan saling memalingkan mukaapabila bertemu atau berpapasan.
e.       Larangan menjual barang yang sudah dibeli oleh orang lain
f.       Larangan mendzalimi orang
g.      Larangan menipu
h.      Larangan membohongi orang lain
i.        Larangan menghina orang lain

B.  Perintah Silaturrahmi
            Silaturrahmi adalah istilah yang cukup akrab dan popular didalam pergaulan umat manusia sehari-hari. Istilah itu sesungguhnya berasal dari kata bahasa arab yang artinya menyambung tali kasih sayang, yang merupakan kebutuhan setiap makhluk hidup termasuk didalamnya binatang.
            Kasih sayang merupakan sifat Allah yang sangat diesbutkan dalam Al-Qur’an. Sebagai orang yang percaya kepada-Nya tentu harus berusaha untuk meneladani sifat keutamaan Allah tersebut dalam menjalani kehidupannya, karena sesuai janjinya Allah akan menjadikan kasih saying ada didalam hati orang-orang beriman dan beramal shaleh. ( Juwariyah : 49 : 2010)
            Sebagaimana firman-Nya :
إن الذين آمنوا وعملواالصالحات سيجعل لهم الرحمن ودا
Artinya : “ sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal shaleh, yang maha Rahman ( Allah ) akan mengaadakan bagi mereka pereasaan kasih saying bagi sesamanya ( Q. S Maryam 19 : 96 ).   
            Berangkat dari ayat al Qur’an diatas secara logika setiap mukmin seharusnya hidup berdampingan dengan penuh kasih, akan tetapi realitanya dalam kehidupan masa kini penuh dengan permusuhan, pertikaian, perselisihan, pertengkaran, adu domba, dan sifat-sifat tidak terpuji lainnya yang semuanya menunjukan kering dan minimnya sifat kasih sayang terhadap sesama.
            Perintah untuk saling mengasihi itu ditunjukan nabi saw. Melalui sabdanya :
عن سهل بن سعد رضي الله عنه، عن النبي صلى الله عليه وسلم قال : إرحم من فى الأرض يرحمك من فى السماء ( حديث حسن رواه الطبران ).
     Dari Sahl bin sa’ad r.a. berkata : Nabi saw bersabda : sayangilah penduduk bumi niscaya akan menyayangimu penduduk yang ada dilangit ( H.R Tirmidzi ).
                 Hadits diatas memerintahkan kepada kita untuk menyayangi semua yang hidup di bumi termasuk didalamnya binatang dan tumbuh-tumbuhan, karena jika kita manusia dapat melakukan hal itu maka Allah dan para Malaikat akan menyayangi kita. Sebaliknya jika manusia saling benci diantara sesame makhluk hidup, dan tidak menyayangi lingkungan maka Allah tidak akan menyayangi mereka. (Jalaluddin  as-Suyuthi : 141 : 1981 ).
                 Sedangkan Allah, apabila telah menyayangi dan mencintai hamba-Nya maka akan menaruh cinta-Nya itu di hati para malaikat, dan demikian pula apabila Dia membenci hambanya maka akan menaruh kebencian-Nya itu di hati para malaikat kemudian menaruhnya di hati semua anak Adam. Nabi bersabda :
عن أنس رضي الله عنه قال : قال النبي صلى الله عليه وسلم : إذا أحب الله عبدا قذف حبه فى قلوب الملائكة، وإذا أبغض الله عبدا قذف بغضه فى قلوب الملائكة ثم يقذفه فى قلوب الآدميين ( رواه إبن نعيم فى الحلية ).
            Dari Anas r.a. berkata : Nabi saw bersabda : Apabila Allah telah mencintai seorang hamba Dia menaruh cinta-Nya di hati para Malaikat, dan apabila Allah membenci seorang hamba Dia menaruh kebenciannya dihati para malaikat kemudian menaruhnya dihati anak adam.( H.R Ibnu Na’im dalam kitabnya Al Hilyah ). ( Ibid ).

C.  Startegi Merajut Tali Ukhuwah Islamiyah
                 Diantar staretgi-strategi tersebut antara lain adalah sebagi berikut :
1.      Menegakan shalat berjama’ah di Masjid
Ketika kaum muslimin bertemu sebanyak lima kali sehari semalam ( shalat berjama’ah ), mereka akan saling mengenal satu sama lain minimal untuk lingkungan sekitarnya, sehingga hati mereka saling terpaut dan mendatangkan rasa cinta, kesatuan hati dan hilangnya putus hubungan diantara mereka.
2.      Menebarkan Salam dan tidak saling Acuh
Nabi Bersabda :
ألا أدلكم بشئ إذا فعلتم تحابوا ؟ أفشواالسلام  ( رواه المسلم )
Artinya : “ maukah aku tunjukan kepada kalian suatu perbuatan yang jika kalian lakukan akan membuat kalian saling mencintai ? tebarkanlah salam diantara kalian ( H.R Muslim )
3.      Mengamalkan hadits tentang hak seorang muslim terhadap muslim lainnya.
Rasulullah bersabda :
حق المسلم على المسلم ست : إذا لقبته فسلم وإذا دعاك فأجبه، وإذاستضحك فانصحه وإذاعطش فحمد الله، واذا مرض فعده، وإذا مات فاتبع جنازته ( رواه المسلم )
“ Hak seorang muslim terhadap muslim yang lain itu ada enam : ( yaitu ) apabila engkau bertemu dengannya, ucapkanlah salam, apabila dia mengundangmu,penuhilah undangannya, apabila dia meminta nasihat kepadamu, nsihatilah dia, ( dengan mengucapkan yarhamukallah ), apabila dia sakit, jenguklah dia, dan apabila dia meninggal, iringilah jenazahnya.” ( H.R Muslim ).
4.      Membantu meringankan beban yang sedang menghimpit saudaranya
Nilai ukhuwah islamiyah seseorang  akan dapat dilihat dari seberapa besar dia memiliki kepedulian ingin membantu saudaranya yang tengah ksusahan. Dan ketika bangsa Indonesia tengah dilanda berbagai musibah berupa bencana alam yang mengakibatkan banyak saudara kita kehilangan harta benda bahkan jiwa, maka hal ini bisa menjadi semacam hikmah di balik musibah bagi orang-orang islam untuk membuktikan rasa persaudaraannya dengan sesame muslim bahkan dengan sesame waarga bangsa.
5.      Saling memaafkan
Manusia aalah makhluk yang “ kadang-kadang ”. kadang-kadang berlaku baik baik dan benar, kadang-kadang berlaku tidak baik dan tidk benar, maka agar potensi ini tidak mewabah menjadi virus dalam jiwa yang berdampak pada terganggunya pembinaan Ukhuwah Islamiyah, setiap muslim hendaknya memiliki sikap legowo untuk selalu membuka pintu maaf kepada saudaranya, diminta atau tidak diminta.
6.      Menjauhi perbuatan maksiat
Maksiat merupakan salah satu penyebab permusuhan diantara manusia, seperti minum khamr dan judi yang telah dinyatakan oleh Allah SWT dalam firman-Nya ( Artinya ) : “ sesungguhnya syetan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kalian dengan meminum khamr dan berjudi serta  menhalangi kalian dari mengingat Allah dan shalat, maka hentikanlah ( Q.S. Al Maidah : 91 ).
7.      Saling mendoakan
Strategi yang paling mudah dilakukan setiap muslim dalam rangka mempererat tali persaudaraan adalah dengan cara saling mendoakan antara sesame muslim, baik diketahui atau tidak. Yang paling adalah mendo’akan tanpa sepengetahua mereka, sebagaimana diterangkan dalam sebuah hadits berikut :
Nabi bersabda : “ jika seseorang mendoakan saudaranya tanpa sepengatahuannya, maka malaikatnya pun akan mengatakan : ( semoga ) engkau mendapatkan sebagaimana yang engkau do’akan ( kepada saudaramu ). ( H.R Muslim).


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
          Ukhuwah Berasal dari kata ( أخ ) artinya adalah saudara.  Ukhuwah berarti persaudaraan. Dimaksudkan dengan saudara adalah bukan terbatas pada suadara kerabat yang masih ada hubungan kekeluargaan, akan tetapi saudara seiman, sehingga tidak dibatasi oleh sekat-sekat keturunan, kebangsaan, kedaerahan dan lain-lain.
          Silaturrahmi adalah istilah yang cukup akrab dan popular didalam pergaulan umat manusia sehari-hari. Istilah itu sesungguhnya berasal dari kata bahasa arab yang artinya menyambung tali kasih sayang, yang merupakan kebutuhan setiap makhluk hidup termasuk didalamnya binatang.
          Kasih sayang merupakan sifat Allah yang sangat diesbutkan dalam Al-Qur’an. Sebagai orang yang percaya kepada-Nya tentu harus berusaha untuk meneladani sifat keutamaan Allah tersebut dalam menjalani kehidupannya, karena sesuai janjinya Allah akan menjadikan kasih saying ada didalam hati orang-orang beriman dan beramal shaleh.
          Selain itu ada beberapa startegi untuk tercapainya ukhuwah islamiyah, antara lain adalah :
a.       Menegakkan shalat berjama’ah di Masjid
b.      Menebarkan salam dan tidak saling acuh
c.       Mengamalkan hadits tentang hak seorang muslim terhadap muslim lainnya
d.      Membantu meringankan beban yang sedang menghimpit saudaranya
e.       Saling memaaffkan
f.       Menjauhi perbuatan maksiat
g.      Saling mendo’akan

DAFTAR PUSTAKA
Dr. Juwariyah M.Ag, Hadits Tarbawi, Yogyakarta :Sukses Offset, 2010.
Al-Imam Jalaluddin  as-Suyuthi, Al-Jami’ah ashogir fii Ahadiits al basyiir an nadziir, Beirut : dar al fikr, 1981.
Nasehudin dan Ghozali Nanang, Hadits Tarbawi, IAIN SNJ Press : 2011.